Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Random Posting

Postingan Populer

HGN/ HUT PGRI 2016 Kembali diperingati bersama

>> Jumat, 30 September 2016


Pertemuan yang tidak diagendakan dengan MENDIKBUD. Hari ini Pak Menteri mampir di kantor Plt PB PGRI, dan akan mengadakan rapat terbatas jam 10. Beliau menerima saya dan telah dihasilkan beberapa hal penting yang telah disepakati:
  1. HGN/HUT PGRI kembali diperingati bersama. Panitia bersama antara PGRI dan Kemdikbud. Organisasi lain diundang sbg peserta. Pada acara ini Presiden RI sangat diharapkan hadir. Rencanakan bsk tgl 27 Nov. Ada perayaan dan upacara HGN bersama semua organisasi guru, tgl 25 Nov.
  2. Bantuan renovasi utk SMP/SMA/SMK
  3. Bantuan untuk Siswa
  4. Sertifikasi Guru melibatkan PGRI dalam konteks APKSnya.
  5. Kami (Plt Ketum PB PGRI pusat) diminta sungguh 2x berkhidmat pada mutu Gurumu sambil terus memperjuangkan martabat guru.
Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melibatkan organisasi guru untuk turut menyukseskan rangkaian acara HGN di bulan November. Peringatan HGN tahun ini mengangkat tema “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya”.

“Kami akan memperingati HGN bersama dengan berbagai organisasi guru. HGN kita kemas sedemikan rupa dengan kesepakatan bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” demikian disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Sumarna Surapranata, pada jumpa pers persiapan HGN 2016, di kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Kamis (03/11/2016).

Lebih lanjut Pranata menyampaikan rangkaian acara HGN 2016 yang dimulai pada tanggal 20 November 2016 yaitu gerak jalan diikuti sekitar 10 ribu guru, pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor, mulai dari pukul 06.00 WIB, di Jakarta. Selanjutnya, pada tanggal 22 November 2016 akan dilaksanakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata. Ziarah tersebut akan diikuti sekitar 200 orang guru. 

Pada tanggal 25 November 2016, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) akan menjadi Pembina upacara peringatan HGN, dimulai dari pukul 07.00 WIB, di halaman Kantor Kemendikbud, Senayan, Jakarta. Kemudian pada tanggal 26 November 2016, Direktorat Jenderal GTK mengadakan acara Simposium Guru Nasional yang akan diikuti sekitar 2000 orang guru dari seluruh Indonesia. Simposium tersebut merupakan wahana untuk menuangkan ide, gagasan, dan mencari pemecahan isu atau permasalahan strategis tentang pendidikan. 

“Simposium ini akan dilaksanakan di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Jawa Barat. Acara ini akan melibatkan pakar dari perguruan tinggi, praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan, LSM pendidikan, organisasi guru, serta GTK berprestasi tingkat nasional,” jelas Pratana.

Pelaksanaan simposium tersebut akan membahas 10 topik, yakni Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan, Optimalisasi Pendidikan Inklusi, Revitalisasi SMK dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan, Membangun Budaya Literasi di Satuan Pendidikan, dan Profesionalitas GTK melalui GTK Pembelajar. 

Selanjutnya simposium tersebut membahas tentang perlindungan GTK, membangun sekolah yang aman dan nyaman untuk warga sekolah, peningkatan mutu dan akses pendidikan di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), teknologi informasi sebagai media dan sumber belajar, dan penilaian kinerja GTK.

Puncak acara Simposium GTK, Peringatan HGN tahun 2016, dan HUT Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) ke-71 akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2016, di SICC, Sentul, Jawa Barat. Puncak acara tersebut akan dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, dan 10.000 orang GTK. 

Turut hadir dalam jumpa pers tersebut Ketua Pengurus Besar PGRI Muhammad Asmin, Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Tety Sulastri, Pembina Ikatan Guru Indonesia (IGI) Sururi Azis, dan Wakil Sekjen Persatuan Guru Nadhatul Ulama (PERGUNU).

INFO PLPG 2016

>> Selasa, 27 September 2016

Sehubungan dengan pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2016, ada baiknya guru memahami beberapa informasi dan aturan baru sebagai berikut:

1) Menurut catatan Ditjen GTK total guru tetap (PNS dan GTY) yang belum memiliki sertifikat pendidik sekitar 500 ribu. Semua guru ini diagendakan untuk disertifikasi dengan pola PLPG dalam 4 (empat) tahun antara 2016 - 2019.

2) Guru TMT sebelum 2006 akan jadi prioritas untuk didahulukan menjadi peserta. Sementara guru TMT 2006 ke atas ditentukan berdasarkan skor UKG, minimal 55 dengan prioritas skor UKG tertinggi.

3) Kuota peserta PLPG tahun 2016 sebanyak 69.259 orang. Dan dijadwalkan akan dimulai awal Oktober 2016 (tergantung kesiapan LPTK penyelenggara) dan berakhir di awal Desember 2016.

4) Passing-grade kelulusan UTN PLPG mulai tahun 2016 adalah 80 (bandingkan tahun sebelumnya hanya 42).

5) Sehubungan dengan tingginya syarat kelulusan UTN tsb, guru yang akan ikut PLPG tahun ini harap menyiapkan diri sebaik mungkin sebelum mengikuti PLPG. Pelajari kisi-kisi soal UTN dan bahan ajar PLPG yang dikeluarkan oleh Ditjen GTK (dapat diunduh dari laman sertifikasiguru.id). Jangan hanya mengandalkan belajar saat PLPG.

6) Pelaksanaan UTN pasca PLPG dilakukan secara online, dan hanya dilakukan 1 (satu) kali di tahun berjalan. Jika skor tdk mencapai 80, peserta dapat mengulang di tahun berikutnya sebanyak 4 kali kesempatan selama priode 2 (dua) tahun, tanpa perlu ikut PLPG lagi. UTN ulang secara online dilakukan tiap semester dan dapat diikuti di tempat terdekat yg ditunjuk oleh Ditjen GTK.

7) Guru yang telah memiliki Skor UKG 80 ke atas tidak perlu lagi mengikuti UTN tapi tetap harus mengikuti rangkaian kegiatan dan melulusi komponen penilaian PLPG lainnya (kehadiran, penilaian sejawat, peerteaching, dan UTL).

8) Guru yang belum menjadi peserta PLPG tahun ini agar lebih menyiapkan diri mengikuti UKG yang dilaksanakan oleh GTK tiap tahun, agar bisa mendapatkan skor yang tinggi. Targetkan agar bisa mencapai skor 80 ke atas agar tidak perlu lagi repot mengikuti UTN tatkala nanti mengikuti PLPG.

Guru Pindah Tugas 1 Kampung Menangis

>> Sabtu, 10 September 2016

"Guru Pindah Tugas, Warga Satu Kampung Menangis" - Avanish Yadav. Dialah sosok guru idola di Uttar Pradesh, India. Dia begitu dicintai, tak hanya oleh anak didik dan rekan seprofesi, melainkan juga walimurid dan masyarakat di lingkungan tempat dia mengajar.

Dia sosok guru yang baik, menyenangkan, dikagumi, dan dihormati. Sampai-sampai, saat dia harus pindah tugas ke sekolah lain, para murid dan orangtua mereka begitu sedih, hingga tak sanggup menahan air mata.

Yadav bergabung di sebuah sekolah dasar di Gori Bazar, Devria pada 2009. kala itu, dia sangat terkejut melihat jumlah siswa yang hadir di sekolah sangat sedikit. Setelah melakukan penyelidikan kecil-kecilan, Yadav mendapat temuan yang sungguh miris.

Menurut laman India Times, sebagian besar penduduk desa tersebut adalah buruh harian. Sehingga, mereka mengajak anak-anak untuk ikut bekerja membantu perekonomian. Yadav pun mencoba untuk membuat perubahan.

Dia secara pribadi pergi ke setiap rumah di desa itu dan meyakinkan orang tua tentang pentingnya sekolah dan pendidikan.

Dalam enam tahun, usaha Yadav benar-benar mengubah anak-anak Desa Gori Bazar. Bocah-bocah yang sebelumnya tak bisa mengeja nama mereka dengan benar, kini mampu berbicara tentang hal-hal internasional.

Ikatan dengan penduduk desa dan murid-muridnya pun juga kuat. Sehingga ketika ada berita Yadav akan dipindah, seluruh desa tidak mampu mengendalikan emosi mereka. Mereka menangis kala melepas Yadav pergi ke tugas barunya.

Begitu besar dampak yang dia berikan kepada sekolah hingga kepindahannya membuat orang tua dan murid-murid meneteskan air mata.

Dari cerita Yadav telah membuktikan bahwa menjadi guru tidak hanya sekadar menjalankan apa yang sudah ditulis dalam kurikulum. (indozone)

Design by MungBisnis