Statistik Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Random Posting

Postingan Populer

Beri Penghormatan untuk Guru, Jokowi Tundukkan Badan di Atas Panggung

>> Minggu, 27 November 2016

Jakarta - Presiden Joko Widodo menjadi tamu spesial dalam peringatan Hari Guru Nasional yang dihelat di Sentul. Pada acara itu, hadir belasan ribu guru yang berasal dari sekurangnya 13 organisasi persatuan guru di Indonesia.

Pada sambutannya, Presiden Jokowi memberikan rasa hormat tertinggi pada para guru. Jokowi menunjukkan hal ini dengan membungkukkan badan khas salam hormat di Jepang.

Kejadian ini bermula ketika Jokowi menyampaikan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hal ini sebagaimana sosialisasi empat pilar yang masih terus disampaikan.

"Pertama, saya ingin menyampaikan yang berkaitan dengan keberagaman kita. Yang berkaitan dengan NKRI, yang berkaitan dengan Pancasila, yang berkaitan dengan UUD 1945 dan yang berkaitan dengan Bhinneka Tunggal Ika," kata Jokowi di awal sambutan di di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada Minggu (27/11/2016).

Lantas Jokowi meminta kepada para guru untuk menyampaikan kepada para murid tentang nilai keberagaman yang dimiliki Indonesia. Menurutnya, tak ada satupun negara di dunia yang memiliki sebanyak keberagaman sebanyak di Indonesia.

"Karena bapak ibulah yg bisa membimbing, mengisi anak-anak didik kita agar mereka tahu secara jelas betapa negara kita, Indonesia ini adalah beragam. Tidak ada di negara manapun di seluruh dunia ini yang memiliki 17 ribu pulau. Ada 516 kabupaten/kota. Ada 34 provinsi. Ada 700 suku. Dan 1100 bahasa lokal di negara kita. Betapa kita ini sangat beragam," ujar Jokowi.

"Saya bisa menyampaikan ini, bisa merasakan karena saya sudah datang di ujung barat, di titik nol, di Sabang, Aceh. Kemudian di ujung timur, di Merauke. Kemudian di utara, di Pulau Miangas yang jaraknya 12 jam dari Manado. Saya presiden pertama yang ke sana. Pulaunya kecil hanya dihuni kurang lebih 800 orang," imbuhnya.

Ia melanjutkan, keberagaman ini adalah anugerah dari Tuhan yang diberikan kepada Indonesia. Dan atas pemberian itu, tugas selanjutnya ialah merawat perbedaan tersebut.

Dengan menyampaikan kepada para peserta didik, Jokowi berharap generasi mendatang akan semakin sadar bahwa masyarakat yang berbeda tersebut adalah bersaudara.

"Kita semua adalah saudara. NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Inilah saya minta kepada bapak ibu guru untuk sampaikan pada murid agar tetap satu, tetap rukun. Karena hanya kepada bapak ibu guru lah saya ingin sampaikan ini agar anak didik kita, bangsa ini ke depan tetap 1 NKRI dalam keadaan dan situasi apapun," tutur Jokowi.

Jokowi kemudian memberikan penghormatan kepada para guru. Menurutnya, guru adalah orang yang memegang peran ketika seorang murid bisa menjadi pemimpin.

"Karena yg menjadikan seorang itu jadi jenderal, jadi menteri dan saya sendiri bisa berdiri di sini jadi presiden kareja bapak ibu guru," ujarnya.

Setelah mengucapkan hal itu, Jokowi bergeser dari podium tempatnya memberi sambutan. Ia bergeser ke kiri podium dan menundukkan badan, seperti hormat yang biasa dilakukan orang Jepang.

"Saya ingin memberikan penghormatan kepada bapak ibu guru," ucapnya sembari menunduk. Para guru yang hadir pun pangsung merespons dengan tepuk tangan.

"Tanpa itu, saya tidak bisa berdiri di sini sebagai Presiden Indonesia," lanjut Jokowi memberi sambutan di podium. 
(jbr/fjp) (Sumber)

Guru Begini? Peringati HGN, Guru-guru Malah Saling Ledek

 

BOGOR -‎Peringatan Hari Guru Nasional (HGN), yang dirangkaikan dengan HUT PGRI ke-71 menjadi ajang saling ledek. 
Ini terlihat saat guru-guru tampil sebelum kedatangan Presiden Jokowi.
Di awal penampinan, guru-guru SMA 2 Kab Bandung‎ membawakan salah satu tarian, suasana aman-aman saja. Begitu penampilan kedua parade puisi yang dibawakan Ikatan Guru Indonesia (IGI), suasana langsung gaduh.

Guru-guru yang tergabung dalam PGRI terus meneriakkan yel-yel. Melihat itu, Plt ‎PB PGRI Unifah Rosyidi langsung menenangkan guru-guru.
Dia pun meminta guru-guru tertib dan tidak meninggalkan tempat sebelum Presiden Jokowi pergi.
"Bisa tertib dan tenang ya," ujarnya yang disambut riuh anggota PGRI.
Sayangnya, saat parade puisi dimulai suasana menjadi gaduh lagi. Bahkan setiap guru IGI mengatakan 'Guru adalah kita' langsung disoraki.

Untuk menenangkan anggota PGRI, Unifah kembali mengimbau agar anggotanya tenang.
"Memang PGRI tidak diberikan ruang untuk tampil di awal. Agar adil, kami berikan satu kali penampilan dari anggota PGRI setelah itu tenang ya," bujuk Unifah yang disambut tepuk tangan anggota PGRI.(esy/jpnn)

Moment Unik dan Keren Yang Terabadikan

>> Sabtu, 26 November 2016

Berikut beberapa moment Unik dan Keren Yang Terabadikan dalam rankaian kegiatan puncak perayaan Hari Guru Nasional dan HUT PGRI Ke 71 yang diikuti oleh seluruh guru di Indonesia dan dihadiri oleh organisasi profesi guru lain seperti IGI, PERGUNU, FSGI, dll.:
Presiden Jokowi Pakai Baju PGRI, Background IGI

Plt PGRI Dr. Unifah Memberi Sambutan Background IGI

Sambutan Menteri Pendidikan Baju Putih Background IGI






Sambutan Plt PGRI Dr. Unifah Background IGI (Ikatan Guru Indonesia)

Menarik sekali dalam Sambutan Plt PGRI Dr. Unifah Background Logo IGI (Ikatan Guru Indonesia), dilihat dari sudut pandang emosional anggota PGRI banyak yang tidak terima, dilihat dari sudut pandang orang cinta damai, ini menunjukan PGRI dan IGI tidak jadi masalah berarti, tidak ada pertarungan atau peperangan antar organisasi profesi guru PGRI dan IGI. jadi ... mau dari mana anda melihat fenomena ini?

Jatah Undangan PGRI Se Indonesia Hanya untuk 4000 orang

Puncak Hari Guru Nasional Tahun 2016 akan diselenggarakan di Sentul International Convention Centre, Cipambuan, Bogor, Jawa Barat, alamat dan peta lokasi bisa anda lihat disini. Kegiatan ini bakalan mendatangkan ratusan ribu guru se Indonesia ini dari berbagai orgranisasi profesi guru, untuk Organisasi Profesi Guru PGRI sendiri dijatah 4000 undangan, jadi dalam kegiatan ini luar area sentul bakalan di banjiri guru-guru berseragam PGRI dari berbagai wilayah di Indonesia yang bisa hadir dan tidak bisa memasuki area kegiatan.

Keputusan Pengurus Besar PGRI,  karena undangan untuk PGRI se indonesia hanya dapat 4000, maka ada beberapa propinsi yang hanya dapat maksimal 500 undangan. dan masing-masing kabupaten hanya mendapat maksimal untuk undangan untuk 30 orang.

Alamat Sentul International Convention Centre, Cipambuan, Bogor, Jawa Barat


Puncak Hari Guru Nasional Tahun 2016 akan diselenggarakan di Sentul International Convention Centre, Cipambuan, Bogor, Jawa Barat, alamatnya bisa anda lihat di peta beriku:

DASA TERTIB PESERTA PERINGATAN HGN DAN HUT PGRI KE 71

DASA TERTIB PESERTA PERINGATAN HGN DAN HUT PGRI KE 71
SENTUL INTERNATIONAL CONVENTION CENTRE

Download Pidato Resmi HGN Mendikbud Tahun 2016

>> Jumat, 25 November 2016


PIDATO MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
Pada Upacara Hari Guru Nasional, 25 November 2016

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Sejahtera,
Ibu dan Bapak Guru, Para Pamong dan Tenaga Kependidikan yang saya hormati, Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah mentakdirkan kita sebagai hamba pengabdi di dunia pendidikan, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita masih bisa menjalankan pengabdian di dunia pendidikan dengan baik.

Perkenankan saya atas nama pribadi dan pemerintah, menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi, komitmen, dan segala ikhtiar yang telah dilakukan oleh para guru, pamong dan tenaga kependidikan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kesempatan ini pula, saya ucapkan selamat memperingati Hari Guru Nasional tahun 2016. Guru memiliki peran yang amat mulia dan amat strategis. Berbanggalah menjadi seorang guru. Sebab di tangan para Guru, Pamong, dan Tenaga Kependidikan, masa depan bangsa kita menjadi taruhan.

Melalui anak-anak peserta didik di sekolah, di sanggar-sanggar belajar, kita akan menentukan masa depan bangsa. Tidak ada sosok sukses yang tidak melewati sentuhan seorang guru. Kita bisa berdiri tegak saat ini juga karena pernah ditempa oleh para guru.

Lebih lengkapnya silahkan Download DISINI.

SAMBUTAN PLT. KETUA UMUM PENGURUS BESAR PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PADA UPACARA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2016 DAN HUT KE-71 PGRI


SAMBUTAN PLT. KETUA UMUM PENGURUS BESAR
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PADA UPACARA HARI GURU NASIONAL TAHUN 2016
DAN HUT KE-71 PGRI

Tema: "Membangkitkan Kesadaran Kolektif Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan":

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Selamat Pagi (siang), Salam Sejahtera, Om Swastiastu, Namo Budhaya
Yang saya hormati,
Bapak/lbu Gubernur .... , Bapak/lbu Bupati ... , Bapak/lbu Walikota ... ,)
Bapak/lbu para Pejabat Sipi/, TN/, dan Polri.
Segenap Pengurus PGRI, para undangan,
serta anggota PGRI di seluruh tanah air yang berbahagia,
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karuniaNya, kita bersama-sama dapat melaksanakan upacara peringatan Hari
Guru Nasional (HGN) tahun 2016 dan Hari Ulang Tahun (HUT) PGRI ke-71.
Bapak/lb~ para guru anggota PGRI dan hadirin yang saya hormatt;
Hari ini tanggal 25 November, di seluruh pelosok negeri, kita merayakan Hari Guru
Nasional (HGN) yang merupakan Hari Ulang Tahun PGRI. Pada tanggal 25 November
1945, diantara deru nafas Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia, Persatuan Guru
Republik lndonesai (PGRI) lahir dari kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan
para guru, dosen, tenaga kependidikan, para pensiunan guru, dan para pegawai
Kementerian Pendidikan dan Pengajaran yang baru didirikan. Mereka bersatu padu
bertekad mencerdaskan bangsa, berjuang melawan kebodohan, dan mengisi
kemerdekaan.

Dengan lahirnya PGRI, maka segala bentuk perbedaan dan potensi perpecahan kelompok
guru sepakat untuk dihapuskan. Ketika itu, puluhan organisasi guru bersatu membentuk
satu-satunya organisasi profesi guru, yaitu PGRI, untuk kemudian membangun kekuatan
bersama antar anggota, agar kuat dan berwibawa mengawal mutu pendidikan dan
memperjuangkan profesi guru dan tenaga kependidikan. Meski saat ini, ada upaya
mendorong kembali situasi seperti sebelum lahirnya PGRI, lnsya Allah PGRI akan tetap
kokoh menjaga persatuan dan kesatuan guru Republik Indonesia.

Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada pemerintah bahwa Keputusan Presiden
Nomor 78 Tahun 1994 telah menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai
Hari Guru Nasional (HGN). Hal tersebut diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Penetapan ini bukanlah suatu kebetulan historis,melainkan sebuah pengakuan bahwa sejarah perjuangan PGRI merupakan perjuangan
sistematis dan komprehensif bagi seluruh guru. Terima kasih dan penghargaan kepada
pemerintah atas penetapan guru sebagai profesi sehingga kesejahteraan dan kualitas
guru mendapat perhatian yang baik.

Bapak/lbu, dan para guru yang saya hormati,
Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa. Guru adalah aktor
utamanya. Tantangan yang kita hadapi sungguh tidak mudah, mengantarkan putra putri
bangsa memasuki dunia global sehingga dapat maju, bersaing, dan berdiri terhormat
diantara bangsa-bangsa lain di dunia, di sisi lain, mereka harus memiliki karakter yang
kuat, membangun persatuan dan kesatuan, cinta tanah air, saling menghargai, dan
semangat berkorban membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagaimana
yang tertuang dalam Nawacita. Dalam konteks ini, PGRI terus menerus melakukan
transformasi agar berperan nyata mewujudkan tantangan tersebut menjadi kenyataan.
Kehadiran PGRI sebagai organisasi profesi adalah nyata dalam pembangunan bangsa ini.
Dimana saja, di daerah-daerah yang sulit sekalipun, di perbatasan, di daerah terpencil,
terdepan, terluar, bahkan di daerah yang dilanda konflik, dimana ada sekolah disitu pasti
ada guru dan dengan sendirinya ada PGRI. Kami hadir dan bertekad untuk memberikan
yang terbaik dalam mempersiapkan generasi penerus dan penentu bangsa. Mendidik
anak memerlukan kecintaan, welas asih, komitmen, tanggungjawab, dan kerelaan
berkorban. PGRI mengajak guru-guru untuk meningkatkan kapasitas diri, membangun
kesadaran kolektif demi meningkatkan mutu pembelajaran, menciptakan suasana belajar
yang kreatif dan menyenangkan, sehingga membuat anak ceria dan senang belajar. lni
sebagai deklarasi yang terus disuarakan dan diperjuangkan sebagai gerakan moral PGRI
dalam memajukan pendidikan nasional.

Pada bagian lain, kami juga menyerukan agar para pengurus PGRI di berbagai tingkatan,
mulai dari ranting hingga ke Pengurus Besar, bekerja keras mengawal perjuangan dan
aspirasi para guru, pendidik, dan tenaga kependidikan tanpa membedakan status guru
PNS, non PNS, guru honorer, guru tetap, guru tidak tetap, baik dibawah Kemendikbud
maupun di lingkungan Kemenag dalam upaya mewujudkan status, profesionalisme,
kesejahteraan, dan perlindungan dengan cara yang santun, elegan, dan bermartabat.
Jadikan PGRI rumah yang nyaman bagi semua guru dan tenaga kependidikan. Khusus
terhadap kekurangan guru yang cukup besar, PGRI memohon kepada pemerintah agar
ketika diadakan rekruitmen CPNS, maka kekurangan tersebut diisi oleh guru-guru
honorer yang sudah lama mengabdi. Demikian juga kami mohon perhatian pemerintah
daerah terhadap perbaikan nasib para guru honor di daerah masing-masing. PGRI akan
terus membantu Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam menyelesaikan berbagai
persoalan pendidikan dengan arif dan bijaksana agar tercapai sinergi yang optimal untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

Bapak/lbu, para guru anggota PGRI yang saya banggakan,
Pada setiap menyongsong HUT PGRI dan HGN, berbagai kegiatan dilaksanakan, mulai
dari Iomba karya tulis, Iomba kreativitas pembelajaran, pemilihan bupati, walikota, dan
gubernur yang berdedikasi dalam pembangunan pendidikan, hingga gerak jalan sehat
sebagai rasa syukur dan semangat membangun soliditas dan solidaritas anggota. Diatas
semuanya, perayaan HGN tahun 2016 dan HUT PGRI ke-71 menjadi sangat istimewa
karena lnsya Allah akan dihadiri Bapak Presiden Republik Indonesia sebagaimana
dinyatakan oleh Beliau ketika mengundang pengurus PGRI di lnstana Merdeka. Terima
kasih kami haturkan kepada Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, mendikbud, Menag, Gubernur, Bupati/Walikota seluruh Indonesia, dan semua pihak yang memungkinkan
perayaan HGN/HUT PGRI berjalan lancar dan meriah di tingkat nasional dan di berbagai
daerah. Mari kita deklarasikan gerakan membangkitkan kesadaran kolektif para guru
dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Sebagai organisasi profesi guru, PGRI telah memiliki instrumen penting sebagai bingkai
mentalitas dan moralitas guru dalam bekerja yaitu Kode Etik Guru, Dewan Kehormatan
Guru Indonesia (DKGI), dan Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH). Sejalan
dengan itu, PGRI telah membentuk pengurus DKGI dan LKBH di setiap provinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk menegakan Kode Etik Guru. lmplementasi
Kode Etik Guru secara konsekuen menuntun perilaku moral guru Indonesia ke arah guru
yang profesional, sejahtera, terlindungi serta bermartabat. PGRI juga terus mempertajam
aktivitas profesi sebagaimana dipersyaratkan dalam UU dengan membentuk Asosiasi
Profesi Keahlian sejenis (APKS) hingga tingkat Kabupaten/Kota. Sebagai contoh Guru
Kelas berhimpun bersama meningkatkan profesinya, demikian juga guru bidang studi
maupun rumpun bidang studi. Segala persyaratan sebagai organisasi profesi telah
dipenuhi, inilah bentuk keseriusan PGRI dalam menjadikan dirinya sebagai organisasi
profesi sesuai peraturan yang berlaku.

Hadirin yang berbahagia,
Mengakhiri sambutan ini, saya mengajak para guru, dosen, dan tenaga kependidikan
untuk mengamalkan jati diri PGRI, melaksanakan Kode Etik Guru, dan selalu meningkatkan
komitmen dan profesionalisme dengan memberikan pelayanan terbaik kepada peserta
didik dan masyarakat. Kepada pemerintah dan masyarakat kami mintakan bantuannya
untuk memberikan kesempatan terbaik kepada para guru untuk melaksanakan tugas
profesionalnya.

Akhirnya, kami ucapkan selamat Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-71 kepada para
guru di seluruh tanah air, semoga pengabdian kita akan memberikan makna bagi bangsa
dan negara serta kemanusiaan, serta sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Aamiin. Mari kita tutup dengan salam perjuangan!

Hidup Guru !, Hidup PGRI !, Solidaritas ! Yes!.
Bt'llahi Taufik Walhtdayah Wassalmu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

[DOWNLOAD FILE PDF]

PIDATO SAMBUTAN KETUA UMUM PENGURUS PUSAT IKATAN GURU INDONESIA Dalam rangka HUT ke-7 IGI


PIDATO SAMBUTAN 
KETUA UMUM PENGURUS PUSAT 
IKATAN GURU INDONESIA
Dalam rangka HUT ke-7 IGI

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Presiden Republik Indonesia, Mendikbud, Gubernur, Walikota, Bupati dan seluruh Kepala Dinas Pendidikan yang kami hormati

Para pendiri, pembina dan pengurus Ikatan Guru Indonesia yang kami banggakan.

Para guru dari Aceh hingga Papua dari kota hingga pelosok yang kami banggakan, kami atas nama Pengurus Pusat dan Seluruh Jajaran Pengurus IGI se Indonesia mengucapkan SELAMAT HARI GURU NASIONAL 2016 dan HARI ULANG TAHUN IKATAN GURU INDONESIA KE-7.


Dalam momentum HGN dan HUT IGI 2016 ini Ikatan Guru Indonesia mengambil tema "Pemurnian Organisasi Guru, Pemuliaan Guru Karena Kompetensi menuju Organisasi Profesi Guru Yang Sesungghnya"


Diinisiasi tahun 2000 oleh Ahmad Rizali, Satria Dharma, Dkk,  lalu dilembagakan dengan nama Klub Guru Indonesia dan dipimpin Ketua Sirikit Syah dan Sekjen Mohammad Ihsan menjadi cikal bakal Ikatan Guru Indonesia hingga kemudian tahun 2009 diresmikan badan hukumnya oleh kemenkumham republik Indonesia dengan Ketua Umum Satria Dharma  dan Sekjen Mohammad Ihsan serta Indra Djati Sidi  sebagai Ketua Dewan Pembina.

Ikatan Guru Indonesia lahir dari keresahan akan rendahnya kompetensi guru Indonesia dan ketiadaan wadah organisasi guru yang mengurusi kompetensi guru seperti dokter yang punya IDI, advokat yang punya IAI dan Peradi serta Notaris yang punya INI dan lainnya. IGI lahir karena kebutuhan mendesak akan peningkatan kompetensi guru yang kemudian atas perjuangan berbagai pihak termasuk para penggagas dan penggiat Klub Guru Indonesia lahirlah UU Guru dan Dosen yang disahkan pada tanggal 30 Desember 2005.

UU Guru dan Dosen ini memberikan beberapa pemaknaan yaitu :
1. Guru disahkan sebagai profesi.
2. Pemisahan secara utuh antara guru dan dosen.
3. Keharusan dibentuknya organisasi profesi guru.
4. Lahirnya Tunjangan Profesi Guru (TPG)
5. Perlindungan  guru meliputi perlindungan hukum, Perlindungan Profesi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pemerintah dan pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi guru dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru.


Ikatan Guru Indonesia yang sejak lahirnya berkomitmen pada peningkatan kompetensi guru terasa begitu sejalan dengan UU Guru dan Dosen.

IGI memang lahir dari guru, dikelola oleh guru, dipimpin oleh guru. Secara administrasi IGI pun sudah terdaftar di Kemenkumham 2009  dan kembali diperbaharui kepengurusannya tahun 2016.

Sebagai cikal bakal organisasi profesi guru, IGI mengarahkan dirinya menjadi organisasi profesi sesuai tuntutan UU. IGI telah membentuk organsisi mata pelajaran dibawah IGI  yang disebut Ikatan Guru Mata Pelajaran (IGMP). Ikatan Guru Mata Pelajaran inilah yang akan menjadi ujung tombak pelatihan guru di seluruh Indonesia.

Seluruh pengurus Ikatan Guru Mata Pelajaran ini haruslah dipastikan guru yang mengajar di kelas bukan dosen, bukan birokrat apalagi sekedar pemerhati pendidikan. Seluruh pengurus IGMP di semua  tingkatan haruslah guru profesional, guru yang telah melewati semua persyaratan menjadi guru profesional. Inilah yang oleh IGI dimaksudkan sebagai PEMURNIAN ORGANISASI GURU.

Saat ini, IGI tengah membangun IGI-Samsung Smart Learning Centre di Makassar yang akan melatih guru mata pelajaran secara berkala dalam ribuan angkatan. Di semua daerah pun IGMP dituntut untuk secara rutin melakukan upaya pengembangan kompetensi guru. Dalam panduan orgnanisasi IGMP akan mengatur bahwa IGMP yang dalam enam bulan berturut-turut tidak melakukan upaya peningkatan kompetensi guru akan dibekukan. Pengurus Daerah diharapkan mampu mendorong, mengembangkan dan bersama-sama IGMP ini meningkatkan kompetensi guru Indonesia.

Menurut rencana, Kemendikbud akan melakukan verifikasi untuk menetapkan organisasi guru sebagai profesi. Untuk itu, Selaku Ketua Umum, saya meminta semua tingkatan IGI bersiap-siap menyambut kebijakan ini agar IGI nantinya resmi menjadi organisasi profesi guru.

Selamat Hari Guru Nasional 25 November 2016 dan Selamat Hari Ulang Tahun Ke-7 Ikatan Guru Indonesia 26 November 2016.

Kita bersama mendorong DIKEMBALIKANNYA ORGANISASI PROFESI GURU KE GURU, KITA DORONG DAN TERUS MEMACU PENINGKATAN KOMPETENSI GURU INDONESIA.


Jakarta, 26 November 2016


Pengurus Pusat Ikatan Guru Indoensia
Periode 2016-2021


Muhammad Ramli Rahim
Ketua Umum

Mendikbud Hapus Ujian Nasional Mulai Tahun 2017

Berikut berita terkait penghapusan Ujian Nasional oleh menteri pendidikan dan kebudayaan yang baru Muhadjir Effendy, silahkan anda baca berita lengkapnya sebagai berikut:
Jakarta - Mendikbud Muhadjir Effendy memutuskan untuk menghapus Ujian Nasional (UN). Keputusan ini tinggal menunggu Instruksi Presiden (Inpres).

"Dimoratorium, di tahun 2017 ditiadakan," kata Muhadjir saat dihubungi, Jumat (25/11/2016).

Ujian akhir bagi siswa sekolah didesentralisasi. Pelaksanaan ujian akhir bagi siswa SMA-SMK dan sederajatnya diserahkan ke pemerintah provinsi. Untuk level SMP dan SD sederajatnya diserahkan ke pemerintah kabupaten/kota.

"Pelaksanaannya tetap standard nasional. Badan Standardisasi Nasional akan mengawal, mengontrol, mengendalikan prosesnya. Jadi tidak ada lagi itu supply-supply soal ke daerah dikawal polisi," ujar mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini.

Kelulusan siswa akan ditentukan oleh pihak sekolah. Hasil ujian akhir jadi salah satu pertimbangan, bukan jadi satu-satunya faktor penentu kelulusan. Presiden, kata Muhadjir, sudah setuju.

"Saya sudah dipanggil Pak Presiden, sebelum jumatan tadi saya dipanggil. Prinsipnya beliau sudah menyetujui, tinggal menunggu inpres," tutur Muhadjir.

Muhadjir mengatakan UN akan kembali digelar jika level pendidikan di Indonesia sudah merata. Sembari memoratorium UN, Kemendikbud akan mengupayakan peningkatan kualitas pendidikan agar merata se-Indonesia.

"Ujian Nasional tetap akan saya lakukan sesuai dengan amanah Mahkamah Agung kalau semua pendidikan di Indonesia sudah bagus. Makanya nanti akan pemetaan saja. Nanti kita lihat apakah perbaikan di 2017 cukup signifikan," ujar Muhadjir.

Lalu bagaimana dengan tahun 2018, apakah akan ada UN?

"Hampir pasti belum ada. Itu kan tidak bisa setahun dua tahun (peningkatan kualitas sekolah secara merata)," ujar Muhadjir.

"Sekolah-sekolah kita yang di atas standar nasional sekarang hanya 30 persen, itu yang harus kita treatment," imbuhnya. (Sumber: https://news.detik.com/berita/3354597/mendikbud-hapus-ujian-nasional)

HUT PGRI Ke 71 Tahun 2016

>> Rabu, 23 November 2016

HUT PGRI 71, dilaksanakan bersamaan dengan Hari Guru Nasional tanggal 27 Nopember 2016 di Sentul, Bogor.

SATGAS SABER PUNGLI: Perpres Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar

>> Selasa, 22 November 2016

Hari ini Presiden telah menerbitkan ''Perpres Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar''. Berdasarkan Perpres ini, Pemerintah RI telah memberikan legalitas kepada SATGAS SABER PUNGLI untuk memberantas praktek PUNGLI di Indonesia.

SATGAS SABER PUNGLI memiliki 4 fungsi, yakni intelejen, pencegahan dan sosialisasi, penindakan serta yustisi. SATGAS SABER PUNGLI juga diberi kewenangan kepada Satgas untuk melaksanakan Operasi Tangkap Tangan / OTT (Pasal 4 huruf d Perpres)

Susunan SATGAS SABER PUNGLI sebagai berikut :
1) Pengendali/Penanggungjawab  : Menko Polhukam Wiranto.
2) Ketua Pelaksana : Irwasum Polri Komjen Pol Dwi Priyatno.
3) Wakil Ketua Pelaksana I : Irjen Kemdagri Sri Wahyuningsih (Pelaksana Tugas).
4) Wakil Ketua Pelaksana II : JAM Bidang Pengawasan Widyo Pramono.
5)  Anggota Satgas terdiri dari : Polri, Kejaksaan Agung, Kemendagri, Kemenkumham, PPATK, Ombudsman, BIN dan POM TNI.

Dengan adanya Perpres tersebut, maka masyarakat dapat secara langsung melaporkan praktek-praktek PUNGLI yang dilakukan oleh aparat di instansi Pemerintah, TNI dan Polri dari Aceh sampai ke Papua kepada SATGAS SABER PUNGLI melalui :
* WEBSITE          : http://saberpungli.id
* SMS                   : 1193
* CALL CENTER : 193
Laporan masyarakat disertai dengan Identitas Pelaku, Lokasi Kejadian dan Instansinya (Identitas Pelapor akan dirahasiakan).

Jenis Pungli di sekolah yg dilaporkan satgas pungli


RAGAM PUNGUTAN DI SEKOLAH-SEKOLAH

1. Uang pendaftaran masuk
2. Uang SSP / komite
3. Uang OSIS
4. Uang ekstrakulikuler
5. Uang ujian
6. Uang daftar ulang
7. Uang study tour
8. Uang les
9. Buku ajar
10. Uang paguyupan
11. Uang wisuda
12. Membawa kue/makanan syukuran
13. Uang infak
14. Uang foto copy
15. Uang perpustakaan
16. Uang bangunan
17. Uang LKS dan buku paket
18. Bantuan Insidental
19. Uang foto
20. Uang biaya perpisahan
21. Sumbangan pergantian kepala sekolah
22. Uang seragam
23. Biaya pembuatan pagar/fisik dll
24. Iuran untuk membeli kenang-kenangan
25. Uang bimbingan belajar
26. Uang try out
27. Iuran pramuka
28. Asuransi (walau nihil kecelakaan uang tidak dikembalikan
29. Uang kalender
30. Uang partisipasi masyarakat untuk mutu pendidikan
31. Uang koprasi (uang tidak di kembalikan)
32. Uang PMI
33. Uang dana kelas
34. Uang denda ketika siswa tidak mengerjakan PR
35. Uang UNAS
36. Uang menulis ijazah
37. Uang formulir
38. Uang jasa kebersihan
39. Uang dana social
40. Uang jasa menyebrangkan siswa
41. Uang map ijazah
42. Uang STTB legalisir
43. Uang ke UPTD
44. Uang administrasi
45. Uang panitia
46. Uang jasa guru mendaftarkan ke sekolah selanjutnya
47. Uang listrik
48. Uang computer
49. Uang bapopsi
50. Uang jaringan internet
51. Uang Materai
52. Uang kartu pelajar
53. Uang Tes IQ
54. Uang tes kesehatan
55. Uang buku TaTib
56. Uang MOS
57. Uang tarikan untuk GTT {Guru Tidak Tetap}
58. Uang Tahunan {kegunaan gak jelas}

komite sekolah dijadikan kepanjangan tangan dari kepala sekolah untuk memungli ke wali murid.

Sambutan Dr Unifah Rasyidin Plt PGRI dalam HGN Sentul 2016

Hari Guru Nasional HGN 2016 bertepatan dengan HUT PGRI ke 71 akan diselenggarakan di Sentul dengan dihadiri organisasi profesi guru yang ada di Indonesia, diantaranya: IGI, Pergunu, FGII, pada puncak HUT PGRI Ke 71 sekaligus HGN 2016 ini Dr Unifah Rasyidin Plt PGRI akan memberikan sambutan yang sesuai jadwal hanya diberi waktu 5 menit saja. 

Semoga sambutan Dr Unifah Rasyidin Plt PGRI dalam HUT PGRI ke 71 yang singkat ini nanti bisa menyampaikan apa yang menjadi harapan seluruh Guru Indonesia.

Hidup Guru, Hidup PGRI, Solidaritas Yess!!!

Ini Baru Keren.... IGI dan PGRI Mengadakan Seminar Nasional Tentang Literasi

Setelah beberapa hari yang lalu beredar berita-berita yang cukup membuat panas antar organisasi profesi guru berskala Nasional yang kiprahnya saat ini cukup luar biasa, seperti statemen salah satu pengurus PGRI yang mengatakan PGRI diaborsi, IGI dan PGRI bagaikan NU dan Muhammadiyah, kini beredar di media sosial, kegiatan berskala nasional yang diselenggarakan atas kerjasama yang cantik antara IGI dan PGRI.

Aceh Utara, 22 Nopember 2016 IGI dan PGRI Aceh Utara hadirkan Konsultan Literasi Sekolah dan juga Pendiri IGI bapak Satria Dharma pada Seminar dan workshop Literasi Sekolah, Selasa 22 November 2016. Seminar dibuka oleh Kadis Pendidikan Aceh Utara. ini baru Orgranisasi Profesi Guru yang ingin memajukan pendidikan di Indonesia.

Berita ini bersumber dari facebook, berikut foto-foto kegiatanya:



Organisasi Guru PGRI dan IGI Bagaikan Nu dan Muhammadiyah

>> Senin, 21 November 2016

Organisasi profesi guru saat ini sudah mulai tumbuh dan berkembang, menurut catatan di wikipedia Organisasi Guru secara Nasional adalah sebagai berikut:
  1. Asosiasi Guru Ekonomi Indonesia (AGEI)
  2. Asosiasi Guru Matematika Indonesia (AGMI)
  3. Asosiasi Guru Otomotif Indonesia (AGTOI)
  4. Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGMI)
  5. Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAI)
  6. Asosiasi Guru Penulis Indonesia (AGUPENA)
  7. Asosiasi Guru Sains Indonesia (AGSI)
  8. Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO)
  9. Asosiasi Pendidik Matematika Indonesia (APMI)
  10. Asosiasi Pendidik Seni Indonesia (APSI) (APSI)
  11. Asosiasi Pendidikan Bethel (APB)
  12. Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)
  13. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
  14. Ikatan Guru Indonesia (IGI)
  15. Persatuan Guru Honor Indonesia (PGHI)
  16. Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI)
  17. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)
  18. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
  19. Persatuan Guru Swasta Indonesia (PGSI)
  20. Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI)
  21. Persaudaraan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI)

Dari 21 organisasi skala Nasional diatas yang tampak sekali pergerakanya diantaranya adalah: 
  1. Asosiasi Guru Teknologi Informasi Indonesia (AGTIFINDO)
  2. Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)
  3. Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI)
  4. Ikatan Guru Indonesia (IGI)
  5. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU)
  6. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
Jika pada era Orde Baru (Orba) bicara guru pasti identik dengan PGRI. Guru sinonimnya adalah PGRI atau sebaliknya. Bahkan secara politispun guru dan organisasi profesi guru yang bernama PGRI ini dimobilisasi bahkan dikooptasi oleh rezim. Sudah pengetahuan umum jika mobilisasi politik penguasa, dilakukan pada guru dan PGRI untuk memilih partai berkuasa saat itu (Golkar). Namun setelah reformasi, lahirnya UU Sisdiknas diperkuat oleh UU Guru dan Dosen (UU GD) yang terlahir kemudian, guru diwajibkan aktif dalam suatu wadah organisasi profesi yang tidak tunggal.

Zaman berganti, wadah organisasi profesi guru bukan lagi monopoli Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). PGRI telah menjadi organisasi profesi guru yang mapan dan telah kokoh. Baik secara finansial maupun secara organisasional. Lahir pada 25 November 1945. Selain PGRI ada wadah organisasi guru lainnya bernama Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang saat ini cukup santer dibicarakan di media sosial.

Kembali ke judul tulisan ini Organisasi Guru PGRI dan IGI Bagaikan Nu dan Muhammadiyah, ini bukan ditinjau dari sisi visi dan misi organisasi, tapi disini saya lihat dari banyaknya anggota dan  karakter anggotanya. Organisasi Nahdatul Ulama yang dirikan tahun 1926 oleh K.H. Hasjim Asy'ari untuk anggotanya hampir ada diseluruh Indonesia, dan termasuk organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, sebagian besar berisi masyarakat dari kalangan bawah, masyarakat biasa, pedesaan, anggota dari kalangan atas bisa dihitung dengan jari, dan sami'na waatho'na dengan Pimpinan disini adalah Kiai. Dilihat dari sisi anggota dan karakter masyarakatnya ini seperti organisasi profesi guru PGRI, yang memiliki anggota hampir diseluruh Indonesia, mempunyai kepengurusan yang mengakar sampai ketingkat ranting yaitu di sekolah-sekolah. Anggota-anggota PGRI juga sebagian besar berisi guru biasa, kebanyakan mempunyai karakter yang manut dengan pimpinan saja, lebih suka di zona nyaman, tidak suka neko-neko, tidak begitu idealis, dan efeknya kurang berkembang dari sisi kompetensi gurunya.

Organisasi keagamaan Muhammadiyah sejak awal didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912, sudah tampak sekali target dan visi misinya, pemikiran yang lebih modern, idealis, kebanyakan anggotanya berisi dari orang perkotaan. Bagaimana dengan organisasi guru IGI (Ikatan Guru Indonesia) ? dilihat dari visi dan misi, sepak terjangnya selama ini, tampak sekali walaupun anggota masih belum begitu banyak, karakter idealis guru-gurunya sangat tampak, lebih modern, dan kebanyakan berisi guru-guru yang mau berkembang dan mau belajar keras.

Demikianlah opini PGRI.info tentang dua organisasi profesi guru yang saat ini sedang booming, yaitu Organisasi Guru PGRI dan IGI Bagaikan Nu dan Muhammadiyah. Semoga seiring berjalannya waktu, kedua organisasi profesi guru ini bisa bersinergi, saling melengkapi, demi visi misi mulia, kemajuan pendidikan di Indonesia.

Tanggapan IGI tentang Statemen "PGRI Diaborsi Perlahan"

Sebelumnya beredar Bahan  Renungan  Menjelang  HUT PGRI 71 PGRI Diaborsi Perlahan Oleh : Dr (Cand) Dudung Nurullah Koswara, M.Pd (Ketua PGRI Kota Sukabumi), dipublikasikan di facebook oleh akun bernama Suhardin Bima, kemudian ditanggapi oleh pengurus pusat IGI melalui akun facebook.

TIDAK BENAR jika ada yang memberitakan IGI vs PGRI, organisasi profesi guru bukan ajang untuk bertarung seperti petinju.

Berikut tanggapan lengkap dari pengurus pusat IGI: 
Saudaraku Suhardin Bima yang sedang gulana dan tersulut api angkara. Mari kita belajar hidup lebih baik dengan membuka mata hati dan jiwa. Jangan karena panasnya hati kata demi kata yang terangkai menjadi penuh syak wasangka. Jangan karena keengganan menelisik sejarah ucapan cerminan hati menjadi membabi buta. Kita ini masih guru dan ada banyak pilihan kata yang menunjukkan kualitas keguruan kita.
Wahai saudaraku ketahuilah bahwa

  1. TPG itu digagas dan dibahas oleh banyak penggiat pendidikan, orang-orang IGI adalah bagian besar pembahas TPG. Saat itu cikal bakal IGI masih bernama KGI (klub guru Indonesia) yang diketuai Ahmad Rizali. KGI telah lahir sejak tahun 2000 dan TPG diundangkan tahun 2005, amat sangat jelas peran orang-orang KGI saat itu meskipun banyak yang bergerak tanpa mengatas namakan KGI.
  2. Anda akan kesulitan memperlihatkan fakta jelas yang menunjukkan bahwa TPG adalah hasil murni perjuangan PGRI, jika PGRI telah lahir sejak tahun 1921, mengapa TPG baru terwujud 2006? Jadi TPG hasil perjuangan PGRI adalan bentuk klaim tak beralasan oleh mereka-mereka yang menunggangi organisasi guru yang sejatinya bukanlah guru, lalu mereka menggunakan klaim itu untuk mengancam dan mengintimidasi guru dan menuduh guru berutang pada PGRI. Bayangkan, berapa milyar dana yang sudah ditarik dari guru sejak TPG dicairkan? Begitu banyak dalih yang terlontar hanya untuk menarik dana guru yang sesungguhnya memang sudah menjadi hak guru.
  3. Meminjam istilah salah seorang eselon satu kemendikbud "apa yg diperjuangkan PGRI soal TPG, mereka itu sekedar diundang untuk hadir, bukan berjuang". Siapa yang seharusnya MALU kalau faktanya seperti itu. Siapa yang pantas disebut pencuri jika hasil perjuangan orang lain diaku-akui?
  4. Durhaka? Siapa yang lebih durhaka dari sosok yang mengklaim sebagai pengayom tetapi justeru memotong? Siapa yang lebih berani melanggar perintah Tuhan dari persekutuan atas nama memperjuangkan kesejahteraan dan anti pungli tapi justeru memaksa mengambil tanpa hak TPG tanpa pertanggung jawaban? Lalu murtad? Iya kami memang murtad untuk menuju cahaya hidayah kemerdekaan sebagai guru sejati yang tidak belepotan politik, klaim sepihak, atau penindasan. Kami tidak ingin meninggalkan generasi lemah di belakang hari. Karenanya kami siap diuji profesi dan senantiasa menjadi pembelajar sejati. Bukan mereka yang menikmati zona nyaman dan terperangkap dalam janji-janji manis kesejahteraan dengan melupakan kualitas diri dan martabat untuk kembali kepada marwah guru sejati.
  5. Kini saatnya PGRI itu dikembalikan ke Guru, bukan ditunggangi Dosen, Birokrat Atau Pensiunan. Jika bukan lagi guru, lepaskan PGRI karena PGRI adalah Persatuan Guru Republik Indonesia, bukan Persatuan Pensiunan Guru Republik Indonesia, bukan pula Persatuan Dosen Republik Indonesia,apalagi persatuan birokrat republik indonesia.

Kita tidak ingin bertengkar atau bermasalah dengan siapapun, tapi kita perlu mengklarifikasi jika dibutuhkan, ini tanggapan tegas dari Sekjen IGI Pusat Mampuono.

PGRI.info hanya mengabadikan tulisan-tulisan yang beredar di facebook, twitter, supaya guru Indonesia semakin cerdas mau membaca informasi tidak hanya dari salah satu pihak, tapi dari kedua pihak, yang selanjutnya dikembalikan ke diri pribadi Guru masing-masing supaya bisa mengambil sikap untuk lebih baik, tidak ada maksud memecah belah persatuan Guru di Indonesia.

PGRI Diaborsi Perlahan, Bahan Renungan Menjelang HUT PGRI Ke 71 Tahun 2016

Bahan  Renungan  Menjelang  HUT PGRI 71

PGRI Diaborsi Perlahan!!!
Oleh : Dr (Cand) Dudung Nurullah Koswara, M.Pd
(Ketua PGRI Kota Sukabumi)

Upaya “menggeser” eksistensi PGRI  sebagai anak kandung  revolusi kemerdekaan yang dianggap dominan sebelumnya nampak sangat jelas terlihat di Kemendikbud sejak Anies Baswedan. Melalui tangan dingin Dirjen GTK  yang saat ini masih “bergerilya” terus berupaya membungkam PGRI. Tahun 2015 Dirjen GTK sukses “membungkam”  PGRI dari seremoni HGN yang sudah setiap tahun diadakan bersamaan dengan HUT PGRI. HUT PGRI dan HGN yang disatukan adalah panggung utama PGRI yang harus dihentikan, agar organisasi profesi lain dapat menyalip dan PGRI lenyap.

Ketentuan semua peserta HGN tahun 2015 harus menggunakan  baju putih sebenarnya  bertujuan  “melenyapkan” uniform PGRI yang terbiasa mendominasi HGN dan HUT PGRI. Realitas terbalik justru  dalam HGN tahun 2015  organisasi IGI bentukan Mendikbud menebar baliho, menggunakan baju uniformnya dan membuka pendaftaran untuk menjadi anggota IGI di momen HGN,  anggotanya tak menyadari bahwa IGI secara tersembunyi akan dijadikan kendaraan Anies Baswedan untuk kelak menjadi Presiden.

Hari ini nampak  dengan jelas “birahi” politik Anies Baswedan  masih menyala dan begitu semangat mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI. Kursi Presiden tetap menjadi mimpinya dengan berusaha menjadi Gubernur DKI dahulu di Pilgub saat ini. Awalnya Ia mau meloncat jadi Presiden melalui karir cemerlang sebagai Mendikbud dengan mesin cerdas IGI-nya.

 Sepandai-pandainya Anies Baswedan meloncat akhirnya akan jatuh juga, “birahi” politik Anies akhirnya tercium juga, jabatan Menteri Pendidikan dijadikan “panggung” pencitraan politik organisasi profesi dengan IGI-nya. Presiden memahami “maladministrasi” yang dilakukan Anies Baswedan, seharusnya Ia mensukseskan KIP dan program pendidikan nasional malah mensukseskan pencitraan dirinya.

 Kembali pada judul tulisan di atas RELAKAH PGRI DIGESER!!! Jawabannya tentu tidak! Jargon PGRI abdi, PGRI adalah kita. PGRI yang terlahir dari idealisme dan rahim revolusi kemerdekaan tentu menolak “diaborsi”. PGRI bukan organisasi baru bentukan birokrasi demi kepentingan seseorang untuk menjadi penguasa. PGRI adalah rumah bersama guru dari pelosok desa sampai ibukota.

 Hal sederhana yang dapat dilakukan dalam menolak dan melawan upaya menggeser PGRI  dari panggung nasional diantaranya adalah dengan memanfaatkan momen HUT PGRI dan HGN di ISCC Sentul tanggal 27 Nopember 2016 dengan people power PGRI. Walaupun ruang terbatas hanya menampung 10.000 guru dari berbagai organisasi profesi (IGI, FSGI, FGII dan Pergunu)  dan PGRI dijatah hanya 4000 guru yang dapat masuk maka sebaiknya anggota PGRI memenuhi lapangan parkir dan halaman ISCC.

 Anggota PGRI yang hadir di ISCC yang tak tertampung menjelaskan bahwa sebenarnya organisasi profesi PGRI adalah the real organisasi profesi guru di Indonesia. Presiden dan para pejabat terkait yang hadir akan melihat lautan anggota PGRI diluar gedung ISCC.  Membludaknya anggota PGRI yang tak tertampung di ISCC akan menjadi bahan perenungan Presiden dan semua pihak yang berupaya membungkam PGRI dan mengabaikan perjuangan PGRI.

Menurut saya sebagai anggota PGRI,  kita tidak harus berbicara kapasitas ISCC dan mengurangi/membatasi anggota PGRI yang akan hadir tetapi penuhi ISCC luar dan dalam sebagai wujud loyalitas anggota. Kapasitas tak harus membungkam loyalitas  dan animo untuk bersama dalam HUT PGRI dan HGN. HUT PGRI dan HGN ibarat reuni, silaturahmi, rekresai, people power, citra kekompakan PGRI dan sensasi kePGRIan. Jangan kalah sama bonek sepak bola yang selalu memenuhi setiap ada turnamen jagoannya.

 Sebaiknya anggota PGRI mampu tertib di luar ISCC mengikuti prosesi HUT PGRI dan HGN. Beberapa baliho, tulisan suportif, gambar Presiden dan dukungan pada pemerintah harus mengemuka. Ini sebagai bagian dari daya tawar PGRI terhadap penguasa agar PGRI dan misi perjuangannya dapat diterima. PGRI harus memperlihatkan kekuatannya karena pemerintah perlu dukungan kekuatan dari PGRI.

 Celaka besar!!! Bila Presiden Jokowi dan Mendikbud serta pejabat yang lain melihat bahwa PGRI jumlahnya sedikit tapi organisasi lain terlihat lebih banyak dan kompak. Ini sebuah kecelakaan yang sebenarnya dikehendaki oleh Sang Dirjen. Bukankah menjelang HUT PGRI Sang Dirjen begitu intensif “menyerang” PGRI di media Kompas dan media lainnya?

 Lawan segala bentuk pembungkaman terhadap PGRI. Plus introsfeksi  kolektiflah kita  dari serangan dan kritik keras mereka yang mengatakan  bahwa PGRI di urus oleh para orang-orang tua pensiunan, para pejabat yang bukan guru, transparansi keuangan yang belum baik, digunakan untuk kepentingan politik, tidak akomodatif dan menjadi milik guru SD.

Tanggal 27 November 2016 di Sentul International Convention Centre (SICC)  adalah tanggal  cukup penting dan menjadi wajah perjuangan organisasi PGRI. Bila SICC penuh tak tertampung oleh anggota PGRI menjelaskan bahwa ada kerinduan pada Presidennyan dan ghiroh keorganisasian masih kuat.
Kebersamaan dalam sebuah acara hari ulang tahun sebuah organisasi akan memanggil anggotanya yang memiliki ghiroh organisasi. Kehadiran  di SICC adalah simbol loyalitas dan militansi organisasi.

 Alangkah indahnya bila Presiden melihat anggota PGRI menyemut di SICC dan terlihat wajah-wajah yang  merindukan kehadirannya. Ini sangat positif mengingat Presiden saat ini sedang galau karena ada kegaduhan politik yang mentarget dirinya. Anggota PGRI harus memberi dukungan moril agar Presiden sebagai simbol negara tetap bertugas dengan  nyaman.

 PGRI sudah ada sebelum NKRI ada sejak tahun 1912 dalam nama PGHB. PGRI pemilik dari sejarah organiasi profesi di Indonesia. Lucu sekali bila ada organiasi lain sejenis IGI, FGII, FSGI, Pergunu dll. yang merayakan ulang tahunnya di tanggal 25 November. Merayakan ulang tahun di tanggal kelahiran organisasi lain adalah sebuah dagelan paling memilukan dan memalukan karena konon katanya mereka adalah para organisatoris dan mayoritas sarjana.

Lebih lucu lagi pengurus organisasi selain PGRI itu telah hidup dari dana TPG yang diperjuangkan oleh PGRI. Sangat anomalis dan terlihat lepas etika. Organisasi profesi guru selain PGRI ibarat sosok Malin Kundang. Murtad dari keluarga, melupakan ibu kandung organisasinya yang telah memberi nyawa TPG.

Banyaknya bermunculan organisasi profesi guru adalah dinamika paling memalukan bagi dunia guru. Ini menjelaskan ada ketidakharmonisan di internal profesi guru dan ada barisan sakit hati yang tidak suka pada PGRI. PGRI telah dicuri TPGnya, dicuri HUTnya, dicuri HGNnya dan dicuri jamaahnya. Relakah PGRI digeser ke ujung jurang kehancuran?


MOHON  DISEBARKAN!!!

PGRI.info hanya mengabadikan tulisan-tulisan yang beredar di facebook, twitter, supaya guru Indonesia semakin cerdas mau membaca informasi tidak hanya dari salah satu pihak, tapi dari kedua pihak, yang selanjutnya dikembalikan ke diri pribadi Guru masing-masing supaya bisa mengambil sikap untuk lebih baik, tidak ada maksud memecah belah persatuan Guru di Indonesia.

PRESS RELEASE:Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan, Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2016 dan HUT PGRI ke -71

>> Kamis, 03 November 2016

Sebagai implementasi wujud kepedulian Pemerintah agar guru selalu berusaha berinovasi dan termotivasi untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan akan menyelenggarakan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2016 sekaligus dalam rangka memperingati HUT PGRI ke-71. Menurut Undang-Undang No 14 tahun 2005 Bab I Pasal 1, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang memegang peran utama dalam rangka implementasi fungsi dan upaya mencapai tujuan nasional tersebut. Untuk menjalankan tugas utama guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

Tema peringatan Hari Guru Nasional tahun ini adalah “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya”. Tema ini sangat relevan dengan kebijakan pemerintah untuk menghargai profesi guru dan tenaga kependidikan menuju masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan beradab di tengah-tengah percaturan kehidupan masyarakat global.

Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional merupakan wahana yang berguna untuk menuangkan ide, gagasan dan mencari pemecahan isu atau permasalahan strategis tentang pendidikan dengan melibatkan unsur pakar perguruan tinggi, praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan, LSM pendidikan, organisasi guru, serta guru dan tenaga kependidikan berprestasi tingkat nasional. Simposium ini juga mempresentasikan karya ilmiah dan inovasi pembelajaran guru dalam bentuk seminar dan pameran hasil karya ilmiah serta inovasi pembelajaran guru, pamong belajar, tutor dan penilik. Berdasarkan amanat undang-undang tersebut di atas, maka  Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) pada tahun 2016 akan menyelenggarakan kegiatan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional diikuti oleh 2000 orang guru dan tenaga kependikan pada tanggal 26 November 2016  dengan membahas 10 topik :

(1) Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan,
(2) Optimalisasi Pendidikan Inklusi
(3) Revitalisasi SMK dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan
(4)  Membangun Budaya Literasi Di Satuan Pendidikan
(5) Profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan melalui GTK Pembelajar
(6) Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan
(7) Membangun Sekolah Yang Aman dan Nyaman Untuk Warga Sekolah,
(8) Peningkatan Mutu dan Akses Pendidikan di daerah 3T
(9) Teknologi Informasi sebagai Media dan Sumber Pembelajaran
(10) Penilaian Kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan.

Rangkaian dari pelaksanaan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan,  Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2016  dan HUT PGRI ke -71 ini diselenggarakan bersama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), serta organisasi guru dan tenaga kependidikan lainnya secara bersama-sama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Kegiatan dimulai  dimulai dengan Gerak Jalan Sehat dimulai dari lapangan upacara Plaza Insan Berprestasi Kemdikbud menuju bundaran Hotel Indonesia, pada hari Minggu 20 November 2016 diikuti oleh 10.000 orang guru dan tenaga kependidikan  dan Ziarah ke TMP Kalibata diikuti oleh 200 orang guru dilaksanakan tanggal 22 November 2016. Kedua kegiatan ini dikoordinir oleh PGRI.
Kegiatan berikutnya adalah Upacara Bendera memperingati Hari Guru Nasional dan HUT PGRI ke-71 tanggal 25 November 2016 di Kompleks Kemdikbud dan secara serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia. Pada hari Sabtu 26 November 2016 dilaksanakan Simposium Guru

dan Tenaga Kependidikan yang diikuti oleh 2000 orang guru. Kedua kegiatan ini dikoordinir oleh Kemdikbud bersama-sama dengan organisasi guru.

Puncak acara Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan,  Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2016  dan HUT PGRI ke -71 akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2016 yang akan diikuti oleh 10.000 orang  guru dan tenaga kependidikan dihadiri oleh Presiden RI.
Kegiatan puncak acara dikoordinir oleh Kemdikbud bersama-sama dengan PGRI.

Kegiatan Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan,  Peringatan Hari Guru Nasional tahun 2016  dan HUT PGRI ke -71 merupakan momentum yang sangat penting karena berbagai organisasi guru bersama-sama untuk bersama merayakan Hari Guru Nasional 2016 dan HUT PGRI ke-71.

Jakarta, 3 November 2016

1.Sumarna Surapranata, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan
2.Muhammad Asmin, Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
3.Tety Sulastri, Ketua Federasi Guru Independen Indonesia (FGII)
4.Sururi Azis, Pembina Ikatan Guru Indonesia (IGI)
5.Ahsan Ustadhi, Wakil Sekjen Persatuan Guru Nadhatul Utama (PERGUNU)

.
#terimakasihguru
#bulanbaktiuntukguru

Contact Admin

Alamat: Jl. Masjid Terboyo No. 111 Gayamsari Semarang
Telp: 024 6590371
Email: smpalfattahsmg@gmail.com

Statistik

Flag Counter
Design by MungBisnis